Resensi Buku: Jakarta Sebelum Pagi













Identitas Buku:
Judul Buku: Jakarta Sebelum Pagi
Pengarang: Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Penerbit: PT Grasindo Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit: Februari 2017
ISBN: 978-602-375-844-9
Tebal Halaman: 280 halaman
Lebar: 13.0 cm
Panjang: 19.0 cm

Sinopsis Buku:
Mawar, hyacinth biru, dan melati. Dibawa balon perak, tiga bunga ini diantar setiap hari ke balkon apartemen Emina. Tanpa pengirim, tanpa pesan; hanya kemungkinan adanya stalker mencurigakan yang tahu alamat tempat tinggalnya.

Ketika- tanpa rasa rakut- Emina mencoba menelusuri jejak sang stalker, pencariannya mengantarkan dirinya kepada gadil kecil misterius di toko bunga, kamar apartemen sebelah tanpa suara, dan setumpuk surat cinta berisi kisah yang terlewat di hadapan bangunan-bangunan tua Kota Jakarta.



Jakarta Sebelum Pagi adalah salah satu karya Ziggy yang aku suka setelah Di Tanah Lada. Gaya bercerita Ziggy di novel ini sukses membuat aku penasaran dan berakhir mengulik karya-karyanya yang lain.

Novel ini mengisahkan tentang si tokoh utama, Emina. Seorang perempuan muda yang hidup seperti manusia kelas pekerja lainnya di Ibukota Jakarta. Emina, bukan merk kosmetik. Namanya diambil dari judul puisi yang berasal dari Yugoslavia. Dalam puisi itu, Emina adalah seorang perempuan yang rambutnya wangi bunga hyacinth.
"Kad tamo u bašči, u hladu jasmina s ibrikom u ruci stajaše Emina."

-Emina, Aleksa Šantić-

Gak bisa Bahasa Serbia, tapi itu cuplikan puisinya dalam bahasa asli.

Kisah dimulai ketika Emina bercerita kepada teman kantor sekaligus sahabatnya, Nissa, tentang hal aneh yang terjadi padanya belakangan ini. Sejak minggu lalu, Emina kerap mendapat kiriman di balkon apartemennya. Bunga hyacinth yang dipasangkan pada balon warna perak, dan diterbangkan sampai ke depan balkon apartemennya. Iya, bunga hyacinth yang sebelumnya disebutkan di puisi Emina.

Mendengar hal itu, Nissa bereaksi seperti warga Ibukota pada umumnya; "Jangan cari stalker lo, oke? Promise me, you won't do anything stupid. There's no space for stupid in Jakarta."

Namun, Emina, gadis itu memiliki jiwa 'kepo' yang cukup besar. Dia merasa tertarik untuk mencari tahu tentang stalker-nya.

Rasa 'kepo' Emina berujung pada dirinya yang bertemu dengan Suki; gadis unik berumur 12 tahun yang pola pikirnya jauh di atas gadis seusianya. Pertemuannya dengan Suki, menghantarkan Emina pada si stalker, Abel; laki-laki Aljazair yang memiliki fobia sentuhan dan suara dikarenakan masa lalunya.

Moving to my rating and opinion.

Novel ini sama sekali gak bikin aku bosan untuk membacanya. Kehadiran tokoh-tokoh yang unik bikin aku pengen lanjut terus untuk baca. Dari sekian tokoh, satu tokoh yang paling mengesankan buat aku adalah tokoh Suki. Aku kaget banget saat tau kalau ternyata umur dia 12 tahun. Pola pikirnya sama sekali gak mencerminkan umurnya.

Berbicara tentang Emina dan Abel. Setelah mereka berdua bertemu, cerita gak berakhir hanya sampai di situ. Masih banyak misteri dan rahasia yang belum terungkap. Emina dan Abel mencari tahu misteri apa yang ada di balik semua ini, dan perlahan satu-persatu rahasia terungkap. Perlahan pula Emina dan Abel menjadi semakin dekat.

Novel ini memiliki genre romance, tetapi sangat nyaman untuk dibaca. Sebenarnya, aku merasa bahasanya sedikit berat untuk dimengerti saat awal membaca. Tetapi aku merasa mulai terbiasa dengan gaya bahasanya ketika melanjutkan untuk membaca novel ini.

Terlepas dari kekurangannya, novel ini mengenalkan aku pada banyak hal dan pengetahuan baru. Misalnya seperti, Ligyrophobia dan Haphephobia, fobia akan suara keras dan sentuhan yang dimiliki oleh Abel.

Rating dariku adalah 4/5. Aku sangat merekomendasikan novel ini untuk kalian baca. Terutama jika kalian ingin membaca novel genre romance yang sedikit berbeda.


Comments

Post a Comment